Pilih menu :
  Query Data | Basis Data
 

Selamat Datang di situs Web Jogjabudaya. Berikut adalah definisi operasional yang digunakan dalam situs Web ini.
Kesenian
 

Secara leksikal, kata seni atau kesenian diartikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu, baik dilihat dari segi keindahannya maupun "kehalusannya". Tentu saja arti leksikal ini belum mencukupi untuk mengatakan apa dan menggambarkan bagaimana sesungguhnya seni atau kesenian itu. Apabila dicermati dengan saksama, seni atau kesenian itu merupakan kegiatan manusia yang azasi karena berakar jauh di dalam hakikat manusia itu sendiri.

Sebagai makhluk yang berkesadaran, manusia mendambakan kebenaran pikir melalui logika, mendambakan kebaikan perilaku melalui etika, mendambakan kesantunan dalam pergaulan dengan sesamanya melalui etiket, dan mendambakan keindahan melalui estetika. Dambaan-dambaan yang bersifat manusiawi itu berakar pada segi-segi kejiwaan manusia, yakni segi cipta, karsa, dan rasa. Kegiatan berkesenian yang dilakukan manusia adalah kegiatan untuk memuaskan kehausan manusia akan keindahan. Keindahan itu dieksplorasi dengan berbagai cara dan media, diujudkan dalam berbagai bentuk dan ragam, entah berupa seni rupa, seni sastra, seni pertunjukan, bahkan terkadang campuran berbagai bentuk dan ragam, atau apa pun namanya. Sekali lagi, semua itu berakar pada rasa, dan diujudkan untuk melayani rasa pula, yakni rasa keindahan.

Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks. Dalam pengkategorian cabang seni sampai saat ini belum ada pembakuan yang pasti. Untuk kepentingan penyusunan sistem informasi budaya, data yang akan dilihat adalah organisasi seni, usaha kerajinan, permainan tradisional, tokoh senima dan budayawan, penghargaan seniman dan budayawan, dan gallery seni rupa.

  • Seni rupa merupakan bentuk ekspresi dalam ruang yang tahan waktu dan mengandung nilai-nilai keindahan. Untuk memahami arti atau makna seni rupa, yang perlu diperhatikan adalah cara pendekatan yang dipakai oleh apresiator seni (pengamat, pemirsa, pemikir, penghayat) dalam memberi arti dari segala sesuatu dari seni rupa. Karya seni rupa adalah rupa yang terdiri dari bentuk dan yang dapat dinikmati secara visual. Secara khusus seni rupa masih dibagi menjadi seni murni dan seni kriya dan didalamnya masih dapat dibagi-bagi lagi kedalam kategori yang lebih spesifik, seperti kriya seni, grafis-digital, lukis, dan instalasi.

Organisasi seni rupa dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang belajar, bekerja, atau mengekspresikan diri di bidang seni rupa dalam sebuah organisasi untuk tujuan komersial maupun non komersial.

  • Seni Pertunjukan (performing arts) mencakup pengertian yang cukup luas, seni pertunjukan merupakan peristilahan dari segala bentuk seni yang ditampilkan dengan suatu pertunjukan. Seni pertunjukan meliputi seluruh seni yang bergerak dan dipentaskan, baik yang dinikmati secara audio, visual, maupun audiovisual. Seni pertunjukan dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu tradisional, klasik, dan kontemporer.

Seni pertunjukan tradisional merupakan bentuk seni pertunjukan yang bersifat "kerakyatan", dan biasanya lahir dan dipergelarkan oleh komunitas khalayak kebanyakan. Seni pertunjukan klasik dimaknai sebagai seni pertunjukan yang bersumber dan diciptakan oleh kalangan elit, misalnya "kraton" atau "komunitas kalangan atas" dalam masyarakat tertentu. Seni pertunjukan semacam ini biasanya ditandai dengan "kerumitan", "kecanggihan", "kehalusan", dan kaidah-kaidah tertentu yang harus ditaati. Kategori kontemporer dimaksudkan sebagai seni pertunjukan yang dalam perkembangannya mendapatkan pengaruh luar, seperti peralatan yang digunakan.

Seni pertunjukan juga dapat dikelompokkan menjadi seni musik, seni tari, dan seni drama / teater. Dalam pembuatan data base ini, seni sastra dan bergodo prajurit dimasukkan dalam kelompok seni pertunjukan. Secara teoritis, seni sastra merupakan genre seni tersendiri dengan penekanan ekspresi seni yang mempunyai wujud sebagai hasil karya kesusasteraan dan bermedium bahasa yang fungsi estetikanya lebih dominan. Bergodo prajurit secara praksis bukan dianggap sebagai seni pertunjukan, namun sebagai suatu parade pasukan Kraton. Dalam perkembangannya, kelompok-kelompok bergodo prajurit (replika prajurit kraton) diberbagai daerah semakin banyak dan biasanya untuk mengiringi suatu arak-arakan kegiatan upacara adat dan tradisi. Dasar pertimbangan memasukkan du jenis seni tersebut dalam seni pertunjukan adalah kedua jenis seni pada seringkali dipertunjukkan dalam suatu pagelaran kesenian.

Organisasi seni pertunjukan diartikan sebagai sekelompok orang yang belajar, bekerja, atau mengekspresikan diri di bidang seni pertunjukan dalam sebuah organisasi untuk tujuan komersial maupun non komersial.

  • Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung- gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita). Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).

Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi. Organisasi seni sinematografi dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang belajar atau bekerja memproduksi/ mengapresiasi/ mendistribusikan/ memutar film dalam sebuah organisasi tanpa badan hukum untuk tujuan utama yang bersifat non komersial.

  • Kerajinan pada dasarnya merupakan bagian dari seni rupa – kriya. Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan dalam proses pengerjaannya. Dalam kenyataan, hasil kerajinan seringkali tidak dapat dikategorikan sebagai barang seni mengingat cara produksi yang bersifat massal dan penggunaannya lebih fungsional. Kerajinan tumbuh atas desakan kebutuhan praktis dengan mempergunakan bahan yang tersedia dan berdasarkan pengalaman kerja yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Informasi bidang kerajinan ditekankan pada usaha kerajinan yang dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu 1) properti kesenian, adat, dan tradisi, 2) property rumah tangga, dan 3) barang hiasan/pajangan.
  • Permainan tradisional merupakan "folk game" sebagai bentuk kegiatan untuk mengisi waktu luang yang telah lama berkembang secara spesifik di daerah atau masyarakat. Meski sederhana, puritan, dan berkesan tak canggih, beberapa permainan tradisional mampu melatih mereka bersosialisasi dengan lingkungannya. Permainan tradisional dapat melatih anak belajar bekerja sama, saling memahami, bersabar, melatih kepekaan, saling pengertian, dan bisa menerima kekalahan dari lawan mainnya. Berbagai jenis permainan tradisional yang dahulu pernah berkembang di suatu masyarakat, saat ini sudah semakin tergeser oleh permaianan modern yang sifatnya lebih individual.
  • Dalam Direktori Seni dan Budaya Provinsi DI Yogyakarta tercatat sejumlah nama yang dianggap sebagai sosok penggerak atau tokoh di bidang seni atau budaya. Namun demikian, kriteria penilaian ketokohan seseorang dalam bidang seni atau budaya tidak disebutkan secara jelas. Untuk kepentingan kegiatan ini, maka kriteria tokoh seniman atau budayawan ditentukan sebagai berikut :
    • Seniman atau budayawan yang dinilai mempunyai karya monumental, prestasi bagus, produksinya menggembirakan (setidaknya secara kualitatif) dan memiliki nilai inovatif.
    • Seniman atau budayawan yang dinilai telah memberikan kontribusi jasa seni atau budaya sepanjang hidupnya dan membuktikan dedikasinya tanpa pamrih.
    • Seniman yang telah mengabdikan kemampuan, potensi dan segenap hidupnya dalam bidang pendidikan kesenian, sehingga menghasilkan seniman-seniman berbobot.
  • Gallery seni rupa merupakan tempat yang mewadahi kegiatan transferisasi perasaan dari seniman kepada pengunjung. Disamping itu, juga berfungsi sebagai :
    • tempat memamerkan karya seni lukis (exhibition room)
    • tempat membuat karya seni lukis (workshop)
    • tempat untuk mengumpulkan karya seni lukis (stock room)
    • tempat memelihara karya seni lukis (restoration room)
    • tempat mempromosikan lukisan dan tempat jual-beli lukisan (auction room)
    • Tempat berkumpulnya para seniman
    • Tempat pendidikan masyarakat

Berdasarkan kegiatannya, galeri dapat dikategorikan sebagai :

  •  
    • Galeri Tetap
      Kegiatan yang ada di dalamnya bersifat terjadwal dengan baik secara reguler dan koleksi lukisan di dalamnya bersifat tetap (tidak akan keluar dari galeri itu sendiri).
    • Galeri Temporer
      Kegiatan di dalamnya hanya terjadwal dalam waktu-waktu tertentu dan berubah-ubah koleksi lukisan yang dipamerkan.

Penghargaan Seniman Budayawan oleh Gubernur DIY dilakukan Sejak tahun 1981. Sasaran penghargaan adalah seniman atau budayawan yang secara nyata berkontribusi terhadap upaya memajukan seni atau budaya DI Yogyakarta. Dasar pertimbangan sebagai kriteria untuk pemberian penghargaan tidak tercantum secara eksplisit di dalam buku laporan yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta. Namun demikian, dapat diasumsikan bahwa dalam pemberian penghargaan tersebut dilakukan dengan berbagai pertimbangan atau suatu kriteria yang disepakati oleh tim penilai.

 

 
Kuliner
Aspek kuliner yang menjadi penekanan dalam kegiatan ini adalah pada jenis dan usaha makanan tradisional. Makanan tradisional adalah makanan dan minuman, termasuk makanan jajanan serta bahan campuran yang digunakan secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah atau masyarakat. Biasanya makanan tradisional diolah dari resep yang sudah dikenal masyarakat setempat dengan bahan-bahan yang diperoleh dari sumber lokal yang memiliki citarasa yang relatif sesuai dengan selera masyarakat setempat. Keberadaan usaha makanan di berbagai wilayah sangat mendukung kelangsungan dan berkembangnya jenis-jenis makanan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat.

 
Sarana dan Prasarana Budaya
Lembaga merupakan proses yang terstruktur (tersusun} untuk melaksanakan kegiatan tertentu, sehingga yang dimaksud sebenarnya bukan hanya organisasi tetapi cakupannya lebih luas karena menyangkut sistem. Namun demikian, lembaga budaya dalam kajian ini, lebih ditujukan sebagai organisasi yang bergerak dalam upaya penelitian, perencanaan, pengembangan, dan pelaksana kegiatan di bidang seni dan budaya.

Kata institusi pendidikan mengacu pada pengertian lembaga ataupun organisasi, artinya yang menjadi fokus utama pertumbuhannya adalah manusia-manusia yang ada di dalamnya. Dalam hal ini, institusi pendidikan di bidang budaya berarti sebuah lembaga atau organisasi yang berfokus untuk mengembangkan kemampuan manusia di bidang budaya. Dalam kegiatan ini, budaya lebih ditekankan pada kesenian, sehingga dalam informasi yang akan diinventarisir dan dimasukkan dalam SIB adalah perguruan tinggi seni, sekolah menengah kejuruan seni, dan kursus-kursus bidang seni dan bahasa.

Prasarana budaya merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses kegiatan di bidang budaya sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Dalam kaitannya dengan penyusunan SIB prasarana budaya yang dimaksud lebih diarahkan pada ketersediaan fasilitas penunjang terselenggaranya kegiatan budaya, seperti gedung kesenian, balai budaya, dan gedung pertunjukan.

 

 
 
Kereta Kencana di Kraton Yogyakarta.